header

Selamat Datang di Website Resmi Pengadilan Agama Poso. Jam Pelayanan Senin-Kamis : 08.00-16.30 WITA, Jum'at : 08.00-17.00 WITA.

Written by hardi on . Hits: 133

Hikmah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Oleh: Eko Apriandi, Hakim Pengadilan Agama Kuala Pembuang

      Sebagai insan Peradilan Agama, sudah seyogyanya kita mempunyai rasa cinta (mahabbah) kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, karena sejatinya landasan atau pondasi dasar dari keimanan adalah rasa cinta itu sendiri.

      Salah satu bentuk ekspresi rasa cinta kita kepada baginda Rasulullah adalah merasa gembira dengan momen peringatan kelahiran Rasulullah. Istilah momen hari kelahiran Rasulullah masyhur disebut sebagai maulid/maulud/milad.

     Gembira dengan peringatan maulid NAabi merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat agung yang dianugerahkan kepada kita berupa diutusnya Rasulullah, sebaik-baik makhluk dan penghulunya para Nabi dan Rasul. Dengan risalah yang dibawa Rasulullah, umat manusia beserta alam semesta menjadi tercerahkan dengan hidayah dan mendapatkan rahmat, termasuk kita sebagai insan Peradilan Agama yang melanjutkan dan melestarikan estafet risalah kenabian dalam implementasi hukum Islam melalui lembaga peradilan.

     Banyak hikmah dan keistimewaan yang terkandung di dalam sejarah kehidupan Rasulullah, mulai dari kelahiran secara maknawi dengan penciptaan nur Muhammad, kelahiran secara dhahir, keistimewaan hari kelahirannya, keistimewaan namanya, keistimewaan ihwalnya, keistimewaan dimensi kerasulannya hingga keistimewaan yang dianugerahkan kepada umatnya.

     Rasa cinta yang mendasari peringatan maulid Nabi, kita padukan dengan rasa syukur yang mendalam seraya meresapi dan merenungi setiap tetesan hikmah dan berkah dari sejarah agung Rasulullah, sebagai sumber uswah hasanah untuk selalu berikhtiyar menjadi umat yang terbaik.


Nabi Muhammad SAW Prima Causa Penciptaan Alam Semesta

     

     Menurut Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathâ‟if al-Ma‟ârif fî mâ li Mawâsim al-„Âm min al-Wadhâ‟if, lahirnya Nabi Muhammad SAW diistimewakan karena nur Muhammad diciptakan sebelum ditiupkannya ruh kepada Adam AS. Dengan demikian, Nabi Muhammad adalah prima causa atau penyebab utama diciptakannya manusia dan alam semesta (al-maqshûd min khalqil nauil insâniyyi).

     Syaikh Abdurrahman Addiba‟ dalam kitab Maulid Ad-Diba‟ menukil sebuah riwayat hadits dari Abdullah bin Abbas RA, juga menyebutkan bahwasannya nur Muhammad telah diciptakan Allah SWT dua ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam AS, nur Muhammad tersebut selalu bertashbih kepada Allah SWT dan diikuti oleh tashbih para malaikat.

     Imam Ibnu Asakir meriwayatkan sebagaimana dikutip Imam Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab al-Hâwî li al-Fatâwî bahwa ketika Nabi Adam AS merasa ajalnya sudah dekat, ia memanggil anaknya, Nabi Syits AS dan   berwasiat   kepadanya. Setiap kali kau berdzikir kepada Allah, berdzikirlah juga untuk nama yang mendampingi-Nya, Muhammad. Karena sesungguhnya aku melihat nama Muhammad tertulis di sisi „Arsy, sementara aku (masih) di antara ruh dan tanah.   Kemudian   aku pindahkan pandanganku, aku tidak melihat satu tempat pun di langit kecuali aku melihat nama Muhammad tertulis di sana. Tidak kulihat di surga, gedung dan kamar kecuali nama Muhammad tertulis di sana. Sungguh aku melihat nama Muhammad tertulis di leher para bidadari, tertulis di dedaunan tumbuhan surga, tertulis di dedaunan pohon Thuba, tertulis di dedaunan Sidratul Muntaha, tertulis di sudut-sudut sekat dan tertulis di antara mata- mata malaikat. Maka, perbanyaklah dzikir menyebut namanya, karena malaikat juga berdzikir (menyebut nama)nya di setiap saat.


Keistimewaan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW

     

     Hari kelahiran Nabi Muhamad SAW jatuh pada hari Senin, tanggal 12 bulan Rabiul Awwal, tahun gajah. Allah SWT memilihkan hari dan bulan kelahirannya demikian, bukan hari-hari dan bulan-bulan lain yang dinilai utama dalam Islam seperti malam lailatul qadar, malam nishfu Sya‟ban, ataupun hari Jumat. Allah SWT juga tidak memilih kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan-bulan mulia (asyhurul hurum) yaitu Muharram, Dzulqa‟dah, Dzulhijjah dan Rajab ataupun bulan Ramadhan, tentunya ada hikmahnya di balik itu semua.

     Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitab Husnul Maqashid fi Amalil Mawlid mengutip penjelasan Ibnul Haj Al-Abdari Al-Maliki Al-Fasi menyebutkah bahwa ada 4 (empat) hikmah di balik kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal. Pertama, Senin adalah   hari   di   mana Allah SWT menciptakan   pohon.   Hari   Senin mengingatkan pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka. Kedua, secara etomologi, kata Rabi berarti musim semi sebagai isyarat optimistis. Ketiga, musim semi merupakan musim yang paling tepat (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad SAW yang paling adil (paling toleran). Keempat, Allah SWT memang ingin memuliakan waktu tersebut   karena kelahiran Nabi Muhammad SAW. Seandainya Nabi dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya orang mengira bahwa Nabi menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.

Keistimewaan Nama Rasulullah SAW

     Jumlah nama Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan dalam kitab Dalailul Khairat karya Syaikh Sulaiman Jazuli adalah sebanyak 201 nama. Dari berbagai nama tersebut, ada 2 (dua) nama yang familiar disebut langsung di dalam Al-Quran yaitu nama “Muhammad” dan Ahmad.

     Nama Muhammad merupakan nama masyhur Rasulullah di kalangan penduduk bumi, sedangkan nama Ahmad adalah nama masyhur Rasulullah bagi penduduk langit.

     Menurut Ibnu Hisyam dalam kitab al-Sirah al-Nabawiyyah, nama Muhammad bukan nama pemberian manusia, tetapi nama yang disampaikan Allah SWT kepada kakek dan ibunya. Dalam satu riwayat, diceritakan bahwa ibu Rasulullah, Sayyidah Aminah, bercerita pernah didatangi malaikat ketika mengandung, dan malaikat itu berkata kepadanya:

Sesungguhnya kau sedang mengandung pemimpin umat ini. Maka, ketika ia terlahir ke dunia, ucapkanlah: “aku memohon perlindungan untuknya kepada Tuhan yang Maha Esa, dari kejahatan setiap orang yang hasud, dan namai ia Muhammad.

Begitu pula kakeknya, Sayyid Abdul Muttalib, beliau mendapatkan inspirasi nama Muhammad dari mimpi. Abu al-Qasim al-Suhaili dalam kitab al-Raudl al-Unuf menjelaskan bahwa Abdul Muttalib melihat dalam mimpinya rantai dari emas keluar dari punggungnya. Ujungnya menyebar ke langit, bumi, timur dan barat. Lalu rangkaian rantai itu menjadi pohon yang setiap daunnya mengeluarkan cahaya, dan penduduk bumi di Barat dan Timur semuanya bergantung kepadanya.

,برغلم ،قرشلم ،ل أ،هعبتي،هب ص،ن ،ن كي،د ل قبِل،هل،تن رقفَمبكعفَق

ًمنَّ قمُ، امسَق ، ل ل ،     ا ،ءامم ل ،ل أ، ميح ،

Artinya: Maka ditafsirkan mimpi itu dengan dilahirkannya seorang (anak) dari tulang punggungnya yang akan diikuti oleh manusia dari Timur dan Barat. Penduduk langit dan bumi akan memujinya. Karena itu, Abdul Muttalib menamainya Muhammad.

      Lebih lanjut diceritakan bahwa ketika ada seseorang yang bertanya kepada Abdul Muttalib, “mâ sammayta ibnaka? (kau namai siapa cucumu?). Ia menjawab, “Muhammad. Orang itu bertanya lagi, kaifa sammayta bi ismin laisa li ahadin min âbâ‟ika wa qaumika? (kenapa kau namai ia dengan nama yang tidak seorang pun dari nenek moyang dan kaummu [menggunakannya]). Abdul Muttalib berkata, “innî la arjû an yahmadahu ahlul ardli kulluhum (sesungguhnya aku sangat ingin semua penduduk bumi memujinya).

     Dua riwayat di atas menunjukkan bahwa nama Muhammad diberikan langsung oleh Allah SWT melalui malaikat dan isyarat lewat mimpi. Bahkan menurut riwayat Imam al-Hakim, Nabi Adam AS melihat nama Muhammad tercatat di „Arsy, lalu Allah SWT berfirman kepadanya: Law lâ Muhammad mâ khalaqtuka” (Andai tidak [karena] Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu).

     Adapun nama Ahmad, adalah penyebutan dalam lisan Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS. Nabi Isa AS berkata (QS. As-Saff: 6): ...dan memberi kabar gembira dengan kedatangan rasul setelahku bernama Ahmad. Begitu pun Nabi Musa AS, ketika berdoa kepada Allah SWT menyebut nama Ahmad.

Ia berdoa:

 Ya Allah, jadikanlah aku termasuk umat Ahmad. Dengan nama Ahmad, ia disebut sebelum disebut Muhammad, karena pujiannya kepada Tuhannya sebelum pujian (seluruh) manusia kepadaNya. Maka, ketika ia berwujud dan diutus, ia menjadi Muhammad karena perilakunya.

Khususiah Nabi Muhammad SAW sebagai Insan Kamil

      Syaikh Nawawi Al-Bantani di dalam Kitab Muroqqil „Ubudiyah Syarah Bidayatul Hidayah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan manusia yang sempurna, beliau mempunyai 10 (sepuluh) kekhususan sifat yang tidak dimiliki oleh umatnya.

     Adapun 10 (sepuluh) kekhususan sifat Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:

1) Nabi Muhammad SAW tidak pernah mimpi basah (ikhtilam) selama masa hidupnya.

2) Nabi Muhammad SAW tidak pernah menguap selama masa hidupnya.

3) Binatang-binatang tunduk dan patuk kepada Nabi Muhammad SAW.

4) Lalat tidak pernah hinggap di tubuh Nabi Muhammad SAW yang indah sampai kapanpun.

5) Nabi Muhammad SAW dapat melihat apa yang ada di belakang beliau, seperti halnya melihat apa yang ada di depan beliau.

6) Air seni Nabi Muhammad SAW tidak pernah terlihat bekasnya.

7) Hati Nabi Muhammad SAW tidak pernah tertidur, meskipum mata beliau terpejam.

8) Bayangan Nabi Muhammad SAW tidak pernah terlihat, meskipun di tengah terik matahari.

9) Kedua pundak Nabi Muhammad SAW selalu paling tinggi saat duduk bersama.

10) Nabi Muhammad SAW telah berkhitan ketika dilahirkan.

Ikhtitam

     Sebagai penutup tulisan ini, tentunya tepat sekali ungkapan Shahibul Burdah, Syaikh Muhammad Al-Bushiry dalam bait-bait madahnya yang menyatakan sebagai berikut:

Faddurru yazdadu husnan wahuwa muntadzimun #

wa laisa yanqushu qadran ghaira muntadzimi” “Busyra lanaa masyaral islami inna lanaa # minal „inayati ruknan ghaira munhadimi”

     Nabi Muhammad SAW adalah laksana mutiara yang akan bertambah indah ketika disusun, dan mutiara tersebut   tidak akan berkurang nilai keindahannya meskipun tidak disusun. Kabar gembira bagi kita umat Islam, sesungguhnya kita mendapatkan anugerah melalui lahirnya Nabi Muhammad SAW, laksana tiang yang kokoh yang tidak akan roboh.

         Semoga melalui peringatan maulid Nabi, kita termasuk menjadi golongan umat beliau yang kelak mendapat anugerah syafa‟atul udzma dan selalu   mendapatkan   taufiq dan hidayah   Allah SWT untuk   selalu meningkatkan rasa cinta (mahabbah) dan taat mengikuti sunnah (ittiba) Rasulullah Muhammad SAW.

source artikel : klik disini

------------------------------------------------------

Hubungi Kami

Pengadilan Agama Poso 

Jl. P. Kalimantan No. 30 Poso

Sulawesi Tengah (94619)

Telp/Fax : 0452 - 21770

Email  : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

loc Lokasi Kantor

 facebook  igg  youtube  twitter

Tautan Aplikasi

Level AA conformance,
            W3C WAI Web Content Accessibility Guidelines 2.1  w3c html 5

cctv poso